This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.


Rabu, 17 Agustus 2022

Ku Ambil keperawanan gadis tetangaku

Cerita Dewasa

NagaQQ - Minggu sore hampiir pukul empat. Sesudah menonton CD Dewasa sedari pagi kemaluanku tak mau diajak kompromii. Sii adek keciil iinii keppingin segera disarungkan ke kemaluan wanita. Masalahnya, rumah sedang kosong melompong. Isteriku pulang kampung sedari kemariin sampaii dua harii mendatang, kerana ada kerabat punya hajat meniikahkan anaknya. Anak tunggalku iikut mamahnya. Aqu mencoba menenangkan diri dgn mandi, lalu berbariing di ranjang. Namun kemaluanku tetap tak berkurang reaksinya. Malah sekarang terasa berdenyut-denyut bagiian ujungnya.

“Wah gawat gawat niih. Nggak ada sasaran lagii. Salahku sendiri uga sih nonton CD dewasa sehariian”, gumamku. 

Aqu bangkiit darii tiiduran menuju ruang tengah. Mengambiil segelas aiir es lalu menghiidupkan tape deck. Lumayan, tegangan sedikit mereda. Namun ketiika ada viideo kliip musiik barat sedikit seronok, kemaluanku kembalii berdenyut-denyut. Nah, beliingsatan sendiri jadinya. Sempat terpiikiir untuk jajan saja. Akan tetapi cepat kuurungkan. Taqut kena penyakiit kelamiin. Salah-salah biisa ketularan HIIV yg belum ada obatnya sampaii sekarang. Kuiingat-iingat kapan terakhiir kalii barangku terpakaii untuk menyetubuhi Isteriku. Ya, tiiga harii lalu. Pantas kiinii adek keciilku uriing-uriingan tak karuan. Soalnya dua harii sekalii harus nancap. “Sekarang miinta jatah..”. Sembari terus berusaha menenangkan diri, aqu duduk-duduk di teras depan membaca surat kabar pagi yg belum tersentuh.

Tiiba-tiiba piintu pagar berbunyii dibuka orang. Refleks aqu mengaliihkan pandangan ke arah suara. Ericha anak tetangga mendekat. 

“Selamat sore Om. Tante ada?” 

“Sore.. Ooo Tantemu pulang kampung sampaii lusa. Ada apa?”

 “Wah giimana ya..” 

“Siilakan duduk dulu. Baru ngomong ada keperluan apa”, kataqu ramah. ABG berusiia sekiitar liima belas tahun itu menurut. Dia duduk di kursii kosong sebelahku. 

“Nah, ada perlu apa dgn Tantemu? Mungkiin Om biisa bantu”, tuturku sembari menelusurii badan wanita yg mulaii mekar itu. 

“Anu Om, Tante janjii mau miinjemii tabloid terbaru..” 

“Tabloid apa siich?”, tanyaqu. Mataqu tak lepas darii dadanya yg terlihat mulaii menonjol. Wah, sudah sebesar bola tenis niih. 

“Apa saja. Pokoknya yg terbaru”.

 “Oke siilakan masuk dan piiliih sendiri”. Kuletakkan surat kabar dan masuk ruang dalem. Dia sedikit ragu-ragu mengiikutii. Di ruang tengah aqu berhentii. 

“Carii sendiri di rak bawah monitor itu”, kataqu, kemudian membantiing pantat di sofa. 

Bandar Poker Online Uang Asli - Ericha segera jongkok di depan monitor membongkar-bongkar tumpukan tabloid di situ. Piikiiranku mulaii usiil. Kunontonii dgn leluasa badannya darii belakang. Bentuknya sangat bagus untuk ABG umurnya. Piinggulnya padat beriisii. Bra-nya membayg di baju kaosnya. Kuliitnya putiih bersiih. Ah betapa asyiiknya kalo saja biisa meniikmatii badan yg mulaii berkembang itu. 

“Nggak ada Om. IInii lama semua”, katanya menyentak lamunan nakalku. 

“Nggg.. mungkiin ada di kamar Tantemu. Carii saja di sana” 

Selama iinii aqu tak begitu memperhatiikan anak itu meskii seriing maiin ke rumahku. Namun sekarang, ketiika kemaluanku uriing-uriingan tiiba-tiiba baru kusadarii anak tetanggaqu itu iibarat buah mangga sudah mulaii mengkal. Mataqu mengiikutii Ericha yg tanpa sungkan-sungkan masuk ke kamar tiidurku. Setan berbiisiik di teliingaqu, 

“iiniilah kesempatan bagii kemaluanmu agar berhentii berdenyut-denyut. Akan tetapi dia masiih keciil dan anak tetanggaqu sendiri? Persetan dgn itu semua, yg pentiing hasratmu terlampiiaskan”. Akhiirnya aqu bangkiit menyusul Ericha. Di dalem kamar kunonton anak itu berjongkok membongkar tabloid di sudut. Piintu kututup dan kukuncii pelan-pelan. 

“Sudah ketemu Er?” tanyaqu. 

“Belum Om”, 

jawabnya tanpa menoleh. 

“Mau nonton CD bagus nggak?” 

“CD apa Om?” 

“Filemnya bagus kok. Ayo duduk di siinii.” Wanita itu tanpa curiiga segera berdiri dan duduk piinggiir ranjang. Aqu memasukkan CD ke VCD dan menghiidupkan monitor kamar. 

“Filem apa siih Om?” 

“Nonton saja. Pokoknya bagus”,

 kataqu sembari duduk di sampiingnya. Dia tetap tenang-tenang tak menaruh prasangka. 

“IIhh..”, jeriitnya begitu menonton iintro beriisii potongan-potongan adegan orang bersebadan.

 “Bagus kan?” 

“IInii kan Filem dewasa Om?!”

 “IIya. Kamu suka kan?” 

Agen Judi Online Terpercaya - Dia terus ber-iih.. iih ketiika adegan syur berlangsung, namun tak berusaha memaliingkan pandangannya. Memasukii adegan kedua aqu tak tahan lagii. Aqu memeluk wanita itu darii belakang. 

“Kamu pingin begituan nggak?”, biisiikku di teliinganya.

 “Jangan Om”, katanya akan tetapi tak berusaha menguraii tanganku yg meliingkarii lehErichaa. Kuciium sekiilas tengkuknya. Dia menggeliinjang. 

“Mau nggak gituan sama Om? Kamu belum pernah kan? Enak lo..” 

“Akan tetapi.. akan tetapi.. ah jangan Om.” 

Dia menggeliiat berusaha lepas darii beliitanku. Namun aqu tak pedulii. Tanganku segera meremas dadanya. Dia melenguh dan hendak memberontak. 

“Tenang.. tenang.. Nggak sakiit kok. Om sudah pengalaman..” 

Tangan kananku menyiibak roknya dan menelusupii pangkal pahanya. Saat jarii-jariiku mulaii bermaiin di sekiitar kemaluannya, dia mengerang. Terlihat hasratnya sudah terangsang. Pelan-pelan badannya kurebahkan di ranjang namun kakiinya tetap menjuntaii. Mulutku tak sabar lagii segera mencercah pangkal pahanya yg masiih dibalut celana warna hiitam.

 “Ohh.. ahh.. jangan Om”, erangnya sembari berusaha merapatkan kedua kakiinya. Namun aqu tak pedulii. Malah celana dalemnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. Aqu terpana menonton pemandangan itu.esexeseks.com Pangkal keniikmatan itu begitu mungiil, berwarna merah di tengah, dan dihiiasii bulu-bulu lembut di atasnya. Kliitoriisnya juga mungiil. Tak menunggu lebiih lama lagii, biibiirku segera menyerbu kemaluannya. Kuhiisap-hiisap dan liidahku mengaduk-aduk lubangnya yg sempiit. Wah masiih virgin dia. Ericha terus menggeliinjang sembari melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakiinya menjepiit kepalaqu, seolah-olah memiinta dikerjaii lebiih dalem dan lebiih keras lagii. 

“Oke Er” Maka liidahku pun makiin dalem menggeraygii dinding kemaluannya yg mulaii basah. Liima meniit lebiih barang keniikmatan miiliik ABG itu kuhajar dgn mulutku. Kuhitung paliing tiidak dia dua kalii orgasme. Lalu aqu merangkak naiik. Kaosnya kulepas pelan-pelan. Menyusul kemudian BH hiitamnya berukuran 32. Sesudah kuremas-remas buah dadanya yg masiih keras itu beberapa saat, gantii mulutku bekerja. Menjiilat, memiiliin, dan menciium putiingnya yg keciil. 

“Ahh..” keluh wanita itu. Tangannya meremas-remas rambutku menahan keniikmatan tiiada tara yg mungkiin baru sekarang dia rasakan. “

Enak kan begiiniian?”tanyaqu sembari menatap wajahnya. 

“IIiiii.. iiya Om. Akan tetapi..”

 “Kamu pengiin lebiih enak lagii?” 

Bandar Judi Online Terpercaya - Tanpa menunggu jawabannya aqu segera mengatur posiisii badannya. Kedua kakiinya kuangkat ke ranjang. Kiinii dia terlihat telentang pasrah. Kemaluanku pun sudah tak sabar lagii mendarat di sasaran. Namun aqu harus hatii-hatii. Dia masiih virgin sehiingga harus sabar agar tiidak kesakiitan. Mulutku kembalii bermaiin-maiin di kemaluannya.esexeseks.com Sesudah kebasahannya kuanggap cukup, kemaluanku yg sudah tegak kutempelkan ke biibiir kemaluannya. Beberapa saat kugesek-gesekkan sampaii Ericha makiin terangsang. Kemudian kucoba masuk perlahan-lahan ke celah yg masiih sempiit itu. Sedikiit demii sedikiit kumaju-mundurkan sehiingga makiin melesak ke dalem. Butuh waktu liima meniit lebiih agar kepala kemaluanku masuk seluruhnya. Nah iistiirahat sebentar kerana dia terlihat menahan nyerii. “Kalo sakiit biilang ya”, kataqu sembari menciium biibiirnya sekiilas. Dia mengerang. Kurang sedikiit lagii aqu akan menjebol virginnya. Genjotan kutiingkatkan meskii tetap kuusahakan pelan dan lembut. Nah ada kemajuan. Leher kemaluanku mulaii masuk. 

“Auw.. sakiit Om..” 

Ericha menjeriit tertahan. Aqu berhentii sejenak menunggu lubang kemaluannya terbiiasa meneriima kemaluanku yg berukuran sedang. Satu meniit kemudian aqu maju lagii. Begitu seterusnya. Selangkah demii selangkah aqu maju. Sampaii akhiirnya..

 “Ouuu..”, dia menjeriit lagii. Aqu merasa kemaluanku menembus sesuatu. Wah aqu sudah memerawanii dia. Kunonton ada seperciik darah membasahii spreii.Esexeseks Aqu meremas-remas buah dadanya dan menciiumii biibiirnya untuk menenangkan. Sesudah sedikit tenang aqu mulaii menggenjot anak itu. 

“Ahh.. ohh.. asshh…”, dia mengerang dan melenguh ketiika aqu mulaii turun naiik di atas badannya. Genjotan kutiingkatkan dan erangannya pun makiin keras. Mendengar itu aqu makiin bernafsu menyetubuhi wanita itu. Berkalii-kalii dia orgasme. Tandanya adalah ketiika kakiinya dijepiitkan ke piinggangku dan mulutnya menggiigiit lengan atau pundakku. “Nggak sakiit lagii kan? Sekarang terasa enak kan?”

 “Ouuu enak sekalii Om…” Sebenarnya aqu pingin mempraktekkan berbagaii posiisii senggama. Akan tetapi kupiikiir untuk kalii pertama tak perlu macam-macam dulu. Terpentiing dia mulaii biisa meniikmatii. Laiin kalii kan itu masiih biisa dilaqukan.

Selasa, 09 Juni 2020

Cerita Dewasa Nafsu Majikan Dan Pembantunya

NagaQQ

NagaQQ - Peristiwa ini terjadi sekitar 3 tahun yang lalu ketika saya berusia 24 tahun. Waktu itu saya masih kuliah di sebuah universitas di Surabaya. Saya bertemu di internet dengan seorang janda berusia 36 tahun bernama Susan, dia memiliki 2 anak berusia 5 dan 9 tahun.

Awalnya saya hanya tertarik karena orang-orangnya ramah dan asyik diajak ngobrol dan cukup bisa mengikuti gaya anak muda alias lumayan 'nongkrong'. Hampir setiap malam dia menelepon ke rumah saya. Hingga terkadang anak-anaknya bercanda bersama melalui telepon.

Suatu kali Susan akan mendapat penugasan dari kantornya ke Surabaya, dia memanggil meminta dijemput di Bandara, dia berkata, wow, ini bagus aku bisa bertemu dan berbicara dan bercanda.

Pada hari-H ia menelepon saya lagi dan mengatakan bahwa ia mengenakan kemeja merah muda dan celana panjang hitam. Hmm ketika saya sampai di bandara saya sangat bingung ketika saya melihat kedatangan bandara mengenakan pakaian merah muda dan celana hitam tetapi hanya ada satu orang yang masih berusia sekitar 30 tahun menurut saya.


Saya memberanikan diri untuk menyapa,
"Hmm selamat siang Bu, maaf untuk nama Susan?" dengan senyum manis dia langsung menjawab,
"Aptabar Toni".

Saya langsung terpana karena saya melihat wajahnya yang cantik dengan tubuh langsing tapi gemuk di bagian yang penting tentunya. Tiba-tiba Susan langsung mencium pipiku ..
"Mmmuuaachh jangan menggunakan ibu, oke, panggil saja Susan!"

Wow, saya sedikit bersemangat ... He ... he ... he ... Sepanjang hari saya membawanya ke kantor kliennya, setelah jam kerja berakhir, kami makan malam dan saya membawanya kembali ke bandara.

Pada perjalanan yang tiba-tiba ia meminta berhenti di sisi jalan. Aku bertanya,
"Kenapa itu berhenti?" tanpa banyak bicara dia langsung mencium bibirku dan membuka ritsleting celanaku, penisku langsung menegang tanpa basa-basi lagi.

Sambil membelai bar saya dia bergumam,

"Hmm, ini batangmu juga"
Ukuran penis saya tidak terlalu besar, panjangnya sekitar 18 cm, tetapi menurut Susan, "helm proyek" ini dapat membuat Anda menyelinap ... He ... he ... he ... he ...

BandarQ Terbaik di Asia Setelah puas dengan bibir saya dia langsung menghisap batang kemaluanku yang selama ini menunggu mengisap mulutnya yang seksi, tidak lupa lidahnya menjilati batang penisku, aku tidak mau tinggal diam saja tangan mencoba meremas dadanya yang cukup kenyal, tapi dia menepisnya, kali ini, biarkan Susan yang mengerjakannya, "

ya .. saya hanya pasrah sambil menikmati sedotan bibirnya, tak lama kemudian saya seakan melayang-layang dan kepala penisku sepertinya semakin besar akhirnya "Oughh .. ahh .." Crott !! Sperma saya keluar di mulut Susan, dia menjadi gila mengisap semua tongkat saya ke mulutnya seolah-olah saya tidak ingin ada sperma saya keluar dari mulutnya. Kepala penisku masih berdenyut ketika Susan mengisapnya.

"Ahhmm batangmu benar-benar enak, terima kasih," kata Susan,
Sambil tersenyum dan menciumku, dia benar-benar menyukai penisku, sementara aku hanya bisa diam dan masih kagum dengan kebrutalannya, "Ayo pergi, aku akan ketinggalan pesawat."
Tiba-tiba Susan protes melihat aku diam dan membiarkan celanaku terbuka. Ketika saya tiba di lapangan parkir, Susan berkata, "Kamu masih berutang padaku"
"Hmm ..." Aku hanya bisa tersenyum sementara kali ini aku mencium bibirnya yang seksi.

Susan memelukku erat, kami seperti sepasang kekasih.
Sebulan telah berlalu, kami terus berhubungan melalui telepon, hubungan kami semakin dekat, kemudian saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta untuk bertemu Susan. Kebetulan anak-anaknya sedang liburan sekolah, saya semua punya tugas untuk mengajak anak-anaknya jalan-jalan.

Ketika saya tiba di Jakarta saya tinggal di sebuah hotel yang cukup terkenal di daerah Senayan. Kemudian kami bertemu dan bepergian dengan kedua anaknya,
"Hmm itu seperti keluarga," pikirku dan Susan terlihat lebih cantik, lebih cantik dari sebelumnya.
Sepulang dari jalan-jalan, tiba-tiba putra Susan yang berusia 9 tahun meminta saya untuk tinggal di rumahnya, sehingga kami bisa bermain playstation bersama. Ini juga menyenangkan menurutku, karena memang aku juga suka bermain game. Saya dan Dodi (anak sulung Susan) telah bermain Playstation selama 2 jam. Sudah pukul 23.00, Dodi akan tidur sementara Susan masih sibuk merapikan kamar yang akan saya tempati.Agen BandarQ

Selesai bermain PS dengan Dodi, saya langsung mandi karena saya belum mandi sejak tadi. Setelah mandi, saya melihat Susan selesai dan duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Susan sangat cantik pada waktu itu, dengan gaun tidur ungu, wow ... yang membuatku gugup dengan dadanya yang ke-36 muncul di balik gaunnya, dan setelah aku mencuri pandang ternyata dia tidak mengenakan bra.

"Kau masih berutang padaku, kau tahu, Ton," kata Susan dengan senyum manisnya.
Ya, saya langsung menjawab,
"Ya, aku pasti akan membayarnya, wow, aku merasakan vagina janda itu ...
Hehehehe walaupun usianya 36 tahun tetapi tubuhnya sangat seksi karena hobinya berenang.
"Kami menonton film porno, ayo, Ton," kata Susan.

Ketika Susan memakai VCD sedikit nungging, Hmm ... pahanya terlihat halus dan belahan dadanya terlihat sangat bersih, aku tidak tahan, aku hanya pergi dan menjilat pantatnya dari belakang ke bawah ke pangkal paha.
"Ahh sayangku .. Mohon kesabaran .. Aku sudah lama tidak di sini," Susan menghela nafas sementara kakinya gemetar.
Saya hanya membawa ke sofa dan kemudian mencium ayahnya, Susan membalas ciuman saya dengan ganas,
"Jago juga ciuman", pikirku.

Sementara tanganku mulai menyusup ke dadanya yang bengkak karena menahan napas,
"Aduh ahh .. Teruskan sayang," desahnya.

Tangan Susan mulai mencoba meraih batang kemaluanku yang telah dikeraskan dengan helm yang memerah,
"Eitt giliranku untuk membayar hutang," tanganku menyapu tangan Susan dengan lembut, dia hanya tersenyum.
Sementara mulutku mulai menjilat puting pink Susan. Jari-jarinya menggenggam kepalaku erat-erat, mendesah dan kakinya memeluk pinggulku erat-erat,
"Sedot bayi vaginaku," Susan mendorong kepalaku ke arah vaginanya, yang sudah basah dari dadaku.
Hmm benar-benar asyik ya pikiranku sendiri. BandarQ Terbaik di Asia Ketika saya mulai menyapu lidah saya dari bawah ke atas vaginanya, saya merasakan cairan yang sangat lezat yang saya impikan sejak pertama kali bertemu Susan. Saya mengisap klitorisnya, dia semakin mengejang dan saya merasakan vaginanya seperti mengisap bibir saya.

"Mencium bibir atau vagina sama lezatnya," pikirku.
"Wah, aku menyukainya," gumamnya.
Lidah saya mulai bergerak terus-menerus di klitorisnya lebih cepat dan lebih cepat, pantatnya bergerak naik-turun mengikuti irama lidah saya, tiba-tiba dia menjerit histeris.

"Ikan ... Ahh ahh oughh ah ahh ahh ... Toni eghh.," Tubuh Susan bergerak-gerak, tangannya menekan kepalaku ke dalam vaginanya sampai hidungku dan hampir seluruh wajahku basah karena keputihan.
Napasnya mengiasi dadanya semakin bengkak (ini adalah pengalaman menjilati vaginaku yang pertama, sekarang aku suka menjilati vaginanya sampai lawan seksku mencapai klimaks karena penjilatanku). Saya terus menjilati dan menelan semua cairan vagina, rasanya enak sekali !!

Sementara napas Susan masih terengah-engah, aku mengangkat pahanya sehingga lubang pantatnya tepat di bibirku. Aku menjilat lagi sisa-sisa cairan yang meleleh di lubang pantat Susan ketika aku terus menjilati aku berulang kali. Tangan Susan semakin menekan kepala saya, saya semakin menikmati permainan ini dan saya melihat kepala Susan mengangkat tanda bahwa dia benar-benar menikmati menjilati saya, sampai akhirnya saya berbalik lagi untuk menjilat lubang di vaginanya yang masih berdenyut-denyut.

"Aku melanjutkan, aku hampir sampai di sana lagi," gumamnya, menggerakkan pantatnya.
Saya lebih menikmatinya dengan rasa vagina yang seperti sayur lodeh .. Hehehehe. Saya menghisap klitorisnya sampai akhirnya dia mulai bergerak-gerak ...

"Wah, bagus, sayangku ..." Kuku-kukunya terasa sakit di belakang leherku.
Susan mencapai klimaks untuk kedua kalinya, tanpa menunggu lagi saya tinggal tancapkan batang kemaluanku yang sudah menunggu untuk bersarang, ternyata itu tidak mudah, lubang vagina cukup sempit pertama kali hanya kepala penis saya bisa masuk, kemudian setelah saya lepaskan dan saya memasangnya kembali beberapa kali akhirnya. BERKAT ...
"Eghh .. Sungguh Ton," gumamnya, Susan segera mencium bibirku dengan penuh semangat.
Saya mulai memompa vaginanya secara teratur sambil menjilati putingnya yang merah dan kencang, vagina Susan benar-benar baik, saya pikir.

Selama 20 menit saya memompa, perlahan tapi pasti vagina Susan terasa semakin menyempit, saya merasa semakin nyaman.

"Ahh .. Ahh oughh" desah ketika tangannya mencengkeram ujung sofa.
Tiba-tiba cengkeramannya bergerak ke punggungku sementara setengah berteriak Susan mencapai klimaks ketiga,
"Aghh ahh, aku MENCINTAI CARA KAU memancing aku !!" Saya mempercepat gerakan saya lebih ...
Susan semakin gila.

"Ikan ... ikan ... ikan AKU ... Aduh ahh ahh," Susan kabur dengan suara keras, untungnya jarak antara kamar tidur dan ruang tamu cukup jauh sehingga jeritannya tidak mengganggu tidurnya. dua anak.
Setelah Susan menikmati sisa-sisa klimaksnya, aku mencium bibirnya dan dia tersenyum,
"Terima kasih, hutangmu sudah terbayar, tetapi kamu belum keluar, sayangku," katanya ketika dia berbalik dan tangannya memegang bagian belakang sofa.

"Perangkap aku dari belakang," dia mengarahkan kemaluanku yang masih dikencangkan ke lubang vaginanya yang basah kuyup.
Segera, saya memompa vaginanya karena saya tidak tahan ingin cepat-cepat, hanya sepuluh kali masuk dan keluar, Susan menghela nafas berat dan vaginanya yang berdenyut-denyut adalah tanda bahwa dia mencapai klimaksnya, tubuhnya sepertinya kehilangan energi, saya menahan pantatnya. sementara aku terus memompa vaginanya.

Detak vaginanya membuat saya merasa lebih enak. Dengan mata sayu Susan berkata,
"Keluarlah di mulutku sayangku, aku haus untuk sperma Anda".
Saya tidak peduli saya tetap fokus mengejar kesenangan saya sendiri sampai akhirnya saya akan mencapai puncak kesenangan saya menarik penisku, Susan dengan cepat meraih batang penisku dan mengocoknya di mulutnya.
"Aduh ... Isepin kemaluanku sayang ah ..." Crott !! Crott ... Crott ...
Sperma cair meleleh di mulutnya sampai keluar dari bibir Susan.

Tiba-tiba ada erangan yang cukup mengejutkan bagiku
"Ahh Ahh Ahh Oughh ...," kami berdua terkejut ketika aku melihat pelayan Susan bernama Nana yang berada di punggungnya ketika bergerak-gerak di lantai, jari-jarinya terlihat di dalam vaginanya, sementara pakaiannya sudah acak-acakan. Saya baru menyadari bahwa permainan kami diperhatikan oleh pembantu yang berusia sekitar 15 tahun. Namun tubuhnya cukup besar dan halus, payudaranya terlihat sangat indah. Namanya adalah Nana.

Ternyata Nana sudah menonton pertandingan kami sejak tadi. Tanpa malu-malu Susan memanggilnya,
"Kemari!" sambil merona, Nana berjalan mendekat.
"Apa yang sedang kamu lakukan?" Susan bertanya.

"Ya, ketemu kamu dan Mas Toni seperti itu," jawabnya polos sambil melirik kemaluanku yang masih tegak.
Susan berbisik,
"Aku sudah lelah, aku rela mengapa kamu bermain dengan Nana, penismu masih tegak," sambil menciumku, Susan membisikkan hal-hal yang sangat aku inginkan dan cukup mengejutkan bagiku.

Sambil menunjuk adegan VCD porno, Susan berkata kepada Nana,
"Kamu tidak mau seperti itu di TV, Nana?"
Dengan wajahnya semakin merah, Nana menjawab perlahan dan gemetar,

"Eng ... Tidak Bu, maafkan Nana".
Dengan nada yang sedikit patah, Susan memerintahkan,
"Ngomong-ngomong, kamu harus melayani Mas Toni sampai dia puas !! Siapa yang menyuruhmu melihat kami sambil bermain-main dengan vagina juga, penis isepin Mas Toni!".

Sambil perlahan mendekat, tangan Nana yang masih terlihat basah karena keputihan, menyambar batang penisku, Nana perlahan mulai bergetar sambil menghisap penisku .. Hmm begitu enaknya bibr kecil Nana. Aku mengusap pipinya, dia menatapku, aku bertanya pada Nana,
"Apakah Anda pernah mendengar tentang itu?"

Dengan senyum malu-malu, Nana menjawab,
"Sudah, Mas, kembali ketika Nana masih di desa dengan teman-teman"
"Hahh, teman-teman? Tolong?" Aku bertanya lagi.
Nana hanya mengangguk dan melanjutkan ciumannya.

Saya melihat bahwa Susan tertidur. Tanpa sadar aku meremas payudara Nana sambil memutar putingnya. Nana menghela nafas sambil menikmati berusaha menghisap kemaluanku. Nana dengan polos berkata,
"Misa, tolong jangan mulai, masukkan Misa."
Aku langsung mengangkat kedua paha Nana dan Bless, memang benar dia bukan lagi perawan. Nana menghela nafas pelan ..
"Penis Ouhh Mas sangat besar, hanya saja kali ini aku memukul orang dewasa."

Nana terus mengocok pantatnya sambil meremas payudaranya sendiri. Wow ... pengalaman yang cukup juga, pikir anak saya. Matanya tertutup sementara bibirnya mendesis seperti cabai biasa ..
"Ssshh ahh itu bagus Mass eghh."

Tiba-tiba dia mencoba berdiri sambil mendorong tubuhku,
"Aku ingin di atas massa ahh aku ingin keluar"
Aku baik-baik saja aja aku berbaring telentang, Nana berjongkok sambil mengocok pantatnya, dia mencium leherku aku meremas kedua payudara yang sudah matang dengan puting cokelat. Semakin keras saya mengompensasi pantatnya, saya menaikkan pinggul saya juga. Nana menghela nafas tak karuan saat dia pingsan di dadaku.

"Ahh massa ahh ahh oughh aku keluar misa ahh aku mau misa lagi ... Ahh ..," Bibirnya meremukkan bibirku dengan penuh semangat, dia berdiri dan menghadap tembok.

"Ayo Misa, kita mainkan lagi, aku ingin dialihkan sambil berdiri," dengan sedikit mengangkat pantatku, aku menekan batang kemaluanku ke dalam vaginanya.

Nana menatapku dan dia hanya tersenyum dan berkata,
"Bolehkah aku suka yang ada di TV Mas?"
Wow, ini terlalu nakal, pikirku, dalam hatiku aku juga ingin bercinta denganku, kebetulan.

Pantat Nana benar-benar bagus dan kenyal, aku lebih bernafsu melihatnya. Nana membimbing penisku ke lubang anal, oh, itu sangat sempit tapi enak. Segera, saya mendorong penisku keras,
"Arrghh oughh Mass enak teruss mass"
Nana benar-benar seksi, aroma tubuhnya yang berbau asam jawa membuatku semakin terangsang, aku mengikat punggung dan lehernya ke belakang sambil meremas payudaranya dari belakang. Gerakan pantatnya benar-benar terlihat seperti penyanyi Inul dangdut .. Hehehe. Sambil terus menghela nafas, Nana meraih tanganku dan membimbingnya ke lubang banjir vaginanya.

"Goyangkan jari-jarimu. Di dalam vaginaku ... Ahh ahh oughh yummy !!"
Tiba-tiba pantatnya bergerak-gerak dan berdenyut-denyut (ini adalah pertama kalinya saya tahu bahwa bokongnya juga bisa mencapai klimaks)
"Ahh Massa keluar di pantatku, Mass aoughh aku keluar Massa .. Oughh ahh ahh" Nana meremas payudaranya sendiri.

BandarQ terbaik di Asia. Aku memompa pantatnya dengan erat karena denyut anusnya yang tidak bisa kutahan sementara tanganku terus bergerak keluar masuk vaginanya. Nana mendongak sambil terus memeras payudaranya dan ...
"Ahh massa aku keluar lagi ... Ahh ahh .."

Mendengar erangannya aku lebih bersemangat dan kepala penisku semakin besar dan semakin besar,
"Wah, Nana, pantatmu benar-benar bagus ... Ahh" Semprotan spermaku membasahi bagian dalam anus berdenyut Nana.Daftar NagaQQ

Lutut Nana bergetar dan dia jatuh lemas di lantai, penisku juga mulai rileks, kami berpelukan lelah. Ini benar-benar malam yang liar malam ini, waktu menunjukkan pukul 4:00 pagi. Wow tidak terasa sudah hampir 5 jam saya bermain seks dengan dua wanita liar ini. Selama saya tinggal di rumah Susan, setiap malam saya tidur dengannya dan di pagi hari Nana selalu memberi saya sarapan dan dia tidak pernah mengenakan celana dalam, saya makan sarapan sambil memegangi Nana. Hehehehe. Sangat lezat.
 NAGAQQ: AGEN BANDARQ BANDARQ ONLINE ADUQ ONLINE DOMINOQQ TERBAIK

Selasa, 18 Februari 2020

Agen Poker Online - Bercinta dengan Istri Karyawan saya di Kantor

 Cerita dewasa

Agen Poker Online - Hari itu salah seorang direktur perusahaan, Pak Freddy, sedang mengadakan resepsi pernikahan anaknya di sebuah hotel bintang lima di kawasan Senayan. Tentu saja akupun diundang, dan malam itu akupun meluncur menuju tempat resepsi diadakan. Aku pergi bersama dengan Jason, temanku waktu kuliah di Amerika dahulu. Sesampainya di hotel tampak para undangan sebagian besar membawa pasangannya masing-masing. Iri juga melihat mereka ditemani oleh istri dan anak mereka, sedangkan aku, karena masih bujangan, ditemani oleh si bule ini.

"Selamat malam Pak.." sapa seseorang agak mengagetkanku. Aku menoleh, ternyata Lia sekretarisku yang menyapaku. Dia datang bersama tunangannya. Tampak sexy dan cantik sekali dia malam itu, disamping juga anggun.

Berbeda sekali jika dibandingkan saat aku sedang menikmati tubuhnya,.. Liar dan nakal. Dengan gaun malam yang berdada rendah, belahan buah dadanya yang besar tampak menggoda. "Malam Lia" balasku. Mata Jason tak henti-hentinya menatap Lia, dengan pandangan kagum. Lia hanya tersenyum manis saja dilihat dengan penuh nafsu seperti itu. Tampak dia menjaga tingkah lakunya, karena tunangannya berada di sampingnya.

Kamipun lalu berbincang-bincang sekedarnya. Lalu akupun permisi hendak menyapa para undangan lain yang datang, terutama para klienku. "Malam Pak Robert.." seorang wanita cantik tiba-tiba menyapaku. Dia adalah Santi, istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku. Mereka baru menikah sekitar tiga bulan yang lalu. "Oh Santi.. Malam" kataku "Pak Arief dimana?" "Sedang ke restroom.. Sendirian aja Pak?" tanyanya. "Sama teman" jawabku sambil memandangi dia yang malam itu tampak cantik dengan gaun malamnya dengan anggun. Belahan gaunnya yang tinggi memamerkan pahanya yang putih menggiurkan. Dadanya walaupun tak sebesar Lia, tampak membusung menantang. "Makanya, cari istri dong Pak.. Biar ada yang nemenin" katanya sambil tersenyum manis. "Belum ada yang mau nih" "Ahh.. Bapak bisa saja.. Pasti banyak banget cewek yang mau sama bapak..

Kalau belum married saya juga mau lho.." jawabnya menggoda. Memang Santi ini rasanya punya perasaan tertentu padaku. Tampak dari cara bicaranya dan cara dia memandangku. "Oh.. Kalau saya sih mau lho sama kamu biarpun kamu sudah married" kataku sambil menatap wajahnya yang cantik. "Ah.. Pak Robert.. Bisa aja.." jawabnya sambil tersipu malu. "Bener lho mau aku buktiin?" godaku "Janganlah Pak.. Nanti kalau ketahuan suamiku bisa gawat" jawabnya perlahan sambil tersenyum. "Kalau nggak ketahuan gimana.. Nggak apa khan?" rayuku lagi. Santi tampak tersipu malu. Wah.. Aku mendapat angin nih.. Memang aku sejak berkenalan dengan Santi beberapa bulan yang lalu sudah membayangkan nikmatnya menyetubuhi wanita ini. Dengan kulit putih, khas orang Bandung, rambut sedikit ikal sebahu, bibir tipis, dan masih muda lagi. Dia baru berumur 24 tahunan."Gimana nih setelah kawin.. Enak nggak? Pasti masih hot y. "Godaku lagi. "Biasa aja kok Pak.. Kadang enak.. Kadang nggak.. Tergantung moodnya" jawabnya lirih. Dari jawabannya aku punya dugaan bahwa Pak Arief ini tidak begitu memuaskannya di atas tempat tidur. Mungkin karena usia Pak Arief yang sudah berumur dibandingkan dengan dirinya yang masih penuh gejolak hasrat seksual wanita muda. Pasti jarang sekali dia mengalami orgasme. Uh.. Kasihan sekali pikirku. Tak lama Pak Ariefpun datang dari kejauhan. "Wah.. Pak Arief.. Punya istri cantik begini kok ditinggal sendiri" kataku menggoda. Santi tampak senang aku puji seperti itu. Tampak dari tatapan matanya yang haus akan kehangatan laki-laki tulen seperti aku ini. "Iya Pak.. Habis dari belakang nih" jawabnya. Tatapan matanya tampak curiga melihat aku sedang mengobrol dengan istrinya yang jelita itu. Mungkin dia sudah dengar kabar akan ke-playboyanku di kantor. "Ok saya tinggal dulu ya Pak Arief.. Santi" kataku lagi sambil ngeloyor pergi menuju tempat hidangan.Aq punmenyantapnya nikmat. Maklum perutku sudah keroncongan, terlalu banyak basa-basi dengan para tamu undangan tadi. Kulihat si Jason masih ngobrol dengan Lia dan tunangannya. Ketika aku mencari Santi dengan pandanganku, dia juga sedang mencuri pandang padaku sambil tersenyum. Pak Arief tampak sedang mengobrol dengan tamu yang lain. Memang payah juga bapak yang satu ini, tidak bisa membahagiakan istrinya. Santi kemudian berjalan mengambil hidangan, dan akupun pura-pura menambah hidanganku. "San.. Kita terusin ngobrolnya di luar yuk" ajakku berbisik padanya "Nanti saya dicari suami saya gimana Pak.." "Bilang aja kamu sakit perut.. Perlu ke toilet. Aku tunggu di luar"Kataku sambil menahan nafsu melihat lehernya yang putih jenjang, dan lengannya yang berbulu halus Tak lama Santipun keluar ruangan resepsi menyusulku. Kamipun pergi ke lantai di atas, dan menuju toilet. Aku berencana untuk bermesraan dengan dia di sana. Kebetulan aku tahu suasananya pasti sepi. Sebelum sampai di toilet, ada sebuah ruangan kOsong,, sebuah meeting room, yang terbuka. Wah kebetulan nih, pikirku. Kutarik Santi ke dalam dan kututup pintunya. Tanpa basa-basi lagi, aku cium bibirnya yang indah itu. Santipun membalas bergairah. Tangankupun bergerak merambahi buah dadanya, sedangkan tanganku yang satu mencari kaitan retsleting di belakang tubuhnya. Kulepas gaunnya sebagian sehingga tampak buah dadanya yang ranum hanya tertutup BH mungil berwarna krem. Kuciumi leher Santi yang jenjang itu, dan kusibakkan cup BHnya kebawah sehingga buah dadanya mencuat keluar. Langsung kujilati dengan rakus buah dada itu, aku hisap dan aku permainkan putingnya yang sudah mengeras dengan lidahku. "Oh.. Pak Robertt.." desah Santi sambil menggeliat. "Enak San.." "Enak Pak.. Terus Pak.." desahnya lirih. Tangankupun meraba pahanya yang mulus, dan sampai pada celana dalamnya. Tampak Santi sudah begitu bergairah sehingga celananya sudah lembab oleh cairan kewanitaannya. Santipun kemudian tak sabar dan membuka kancing kemeja batikku. Dicium dan dijilatinya putingku.. Lalu terus ke bawah ke perutku. Kemudian dia berlutut dan dibukanya retsleting celanaku, dan tangannya yang lentik berbulu halus itu merogoh ke dalam mengeluarkan kemaluanku dari celana dalamnya. Memang kami sengaja tidak mau telanjang bulat karena kondisi yang tidak memungkinkan. "Ohh.. Besar sekali Pak Robert.. Santi suka.." katanya sambil mengagumi kemaluanku dari dekat. "Memang punya suamimu seberapa?" tanyaku tersenyum menggoda. "Mungkin cuma separuhnya Pak Robert.. Oh.. Santi suka.." katanya tak melanjutkan lagi jawabannya karena mulutnya yang mungil itu sudah mengulum kemaluanku. "Enak Pak?" tanyanya sambil melirik nakal kepadaku. Tangannya sibuk meremas-remas buah zakarku sementara lidahnya menjilati batang kemaluanku. "Enak sayang.. Ayo isap lagi" jawabku menahan rasa nikmat yang menjalar hebat. sementara kedua tangannya meremas-remas pantatku. Sangat sexy sekali melihat pemandangan itu. Seorang wanita cantik yang sudah bersuami, bertubuh padat, sedang berlutut didepanku dengan pipi yang menggelembung menghisap kemaluanku. Terlebih ketika kemaluanku keluar dari mulutnya, tanpa menggunakan tangannya dan hanya menggerakkan kepalanya mengikuti gerak kemaluanku, Santi mengulumnya kembali. "Hm.. tongkol bapak enak banget.. Santi suka tongkol yang besar begini" desahnya. Tiba-tiba terdengar bunyi handphone. Santipun menghentikan isapannya. "Iya Mas.. Ada apa?" jawabnya. "Lho Mas udah pikun ya.. Khan Santi tadi usah bilang.. Santi mau ke toilet.. Sakit perut.. Gimana sih" Santi berbicara kepada suaminya yang tak sabar menunggu. Sementara tangan Santi yang satu tetap meraba dan mengocok kemaluan atasan suaminya ini. "Iya Mas.. Mungkin salah makan nih.. Sebentar lagi Mas.. Sabar ya.." Kemudian tampak suaminya berbicara agak panjang di telpon, sehingga waktu tersebut digunakan Santi untuk kembali mengulum kemaluanku sementara tangannya masih memegang handphonenya. "Iya Mas.. Santi juga cinta sama Mas.." katanya sambil menutup telponnya. "Suamiku sudah nunggu. Tapi biarin aja deh dia nunggu agak lama, soalnya Santi pengin puas dulu". Sambil tersenyum nakal Santi kembali menjilati kemaluanku. Aku sudah ingin menikmati kehangatan tubuh wanita istri bawahanku ini. Kutarik tangannya agar berdiri, dan akupun tiduran di atas meja meeting di ruangan itu. Tanpa perlu dikomando lagi Santi menaiki tubuhku dan menyibak gaun dan celana dalamnya sehingga vaginanya tepat berada di atas kemaluanku yang sudah menjulang menahan gairah. Santi kemudian menurunkan tubuhnya sehingga kemaluankupun menerobos liang vaginanya yang masih sempit itu. "Oh.. My god.." jeritnya tertahan. Kupegang pinggangnya dan kemudian aku naik-turunkan sehingga kemaluanku maju mundur menjelajahi liang nikmat istri cantik Pak Arief ini. Kemudian tanganku bergerak meremas buah dadanya yang bergoyang saat Santi bergerak naik turun di atas tubuhku. Sesekali kutarik badannya sehingga buah dadanya bergerak ke depan wajahku untuk kemudian aku hisap dengan gemas. "Ohh Pak Robertt.. Bapak memang jantan.." desahnya "Ayo Pak.. Puaskan Santi Pak.." Santi berkata sambil menggoyang-goyangkan badannya maju mundur di atas kemaluanku.Setelah itu dia kembali menggerakkan badannya naik turun mengejar kepuasan bercinta yang tak didapatkan dari suaminya. Setelah beberapa menit aku turunkan tubuhnya dan aku suruh dia menungging sambil berpegangan pada tepian meja. Aku sibakkan gaunnya, dan tampak pantatnya yang putih menggairahkan hanya tertutup oleh celana dalam yang sudah tersibak kesamping. Kuarahkan kemaluanku ke vaginanya, dan langsung kugenjot dia, sambil tanganku meremas-remas rambutnya yang ikal itu. "Kamu suka San?" kataku sambil menarik rambutnya ke belakang. "Suka Pak.. Robert.. Suka..""Suamimu memang nggak bisa ya" "Dia lemah Pak.. Oh.. God.. Enak Pak.. Ohh" "Ayo bilang.. Kamu lebih suka ngent*tin suamimu atau aku" tanyaku sambil mencium wajahnya yang mendongak ke belakang karena rambutnya aku tarik. "Santi lebih suka dient*tin Pak Robert.. Pak Robert jantan.. Suamiku lemah.. Ohh.. God.." jawabnya. "Kamu suka tongkol besar ya?" tanyaku lagi "Iya Pak.. Oh.. Terus Pak.. Punya suamiku kecil Pak.. Oh yeah.. Pak Robert besar.. Ohh yeah oh.. God. Suamiku jelek.. Pak Robert ganteng. Oh god. Enakhh.." Santi mulai meracau kenikmatan. "Oh.. Pak.. Santi hampir sampai Pak.. Ayo Pak puaskan Santi Pak.." jeritnya. "Tentu sayang.. Aku bukan suamimu yang lemah itu.." jawabku sambil terus mengenjot dia dari belakang. Tangankupun sibuk meremas-remas buah dadanya yang bergoyang menggemaskan. "Ahh.. Santi sampai Pak.." Santi melenguh ketika gelombang orgasme menerpanya. Akupun hampir sampai. Kemaluanku sudah berdenyut- denyut ingin mengeluarkan laharnya. Kutarik tubuh Santi hingga dia kembali berlutut di depanku. Kukocok-kocok kemaluanku dan tak lama tersemburlah spermaku ke wajahnya yang cantik. Kuoles- oleskan sisa-sisa cairan dari kemaluanku ke seluruh wajahnya. Kemudian Santipun mengulum dan menjilati kemaluanku hingga bersih. "Terimakasih Pak Robert.. Santi puas sekali" katanya saat dia membersihkan wajahnya dengan tisu. "Sama-sama Santi. Saya hanya berniat membantu kok" jawabku sambil bergegas membetulkan pakaianku kembali. "Ngomong-ngomong, kamu pintar sekali blowjob ya? Sering latihan?" tanyaku. "Santi sering lihat di VCD aja Pak. Kalau sama suami sih jarang Santi mau begitu. Habis nggak nafsu sih lihatnya" Wah.. Kasihan juga Pak Arief, pikirku geli. Malah aku yang dapat menikmati enaknya dioral oleh istrinya yang cantik jelita itu. "Kapan kita bisa melakukan lagi Pak" kata Santi mengharap ketika kami keluar ruangan meeting itu. "Gimana kalau minggu depan aku suruh suamimu ke luar kota jadi kita bisa bebas bersama?""Hihihi.. Ide bagus tuh Pak.. Janji ya" Santi tampak gembira mendengarnya. Kamipun kembali ke ruangan resepsi. Santi aku suruh turun terlebih dahulu, baru aku menyusul beberapa menit kemudian. Sesampai di ruang resepsi tampak Jason sedang mencari aku. "Hey man.. Where have you been? I've been looking for you" "Sorry man.., I had to go to the restroom. I had stomachache" jawabku. Tak lama Santi datang bersama Pak Arief suaminya. "Pak Robert, kami mau pamit dahulu.. Ini Santi nggak enak badan.. Sakit perut katanya" "Oh ya Pak Arief, silakan saja. Istri bapak cantik harus benar- benar dirawat lho.." Santi tampak tersenyum mendengar perkataanku itu, sementara wajah Pak Arief menunjukkan rasa curiga. He.. He.. Kasihan, pikirku. Mungkin dia akan syok berat bila tahu aku baru saja menyetubuhi istrinya yang cantik itu. Tak lama aku dan Jason pun pulang. Sebelum pulang aku berpapasan dengan Lia, sekretarisku. Aku suruh dia untuk mendaftarkan Pak Arief Untk training ke singapura. Memang baru-baru ini aku mendapat tawaran training ke Singapore dari salah satu perusahaan. Lebih baik Pak Arief saja yang pergi, pikirku. Toh memang dia yang mengerjakan pekerjaan itu di kantor, sedangkan aku hanya akan menolong istrinya yang cantik mengarungi lautan birahi selama dia pergi nanti. Tak sabar aku menanti minggu depan datang. Nanti akan aku ceritakan lagi pengalamanku bersama Santi bila saatnya tiba. Dengan tidak adanya batas waktu karena terburu-buru, tentu aku akan lebih bisa menikmati dirinya.
 Agen Poker Online

Senin, 19 Agustus 2019

2 ABG Belajar Tentang Ejakulasi

NagaQQ - Dua ABG Belajar Tentang Ejakulasi - Hari ibu mеnуuruhku dаn mеmаnggilku dаri ruаngаn tаmu, аwаlnуа aku mаlаѕ untuk bеrаnjаk dаri tеmраt tidur namun аkhirnуа akupun kеluаr dаri kаmаr dаn mеnеmui ibuku. Tеrnуаtа ibu mеmintа tоlоng untuk mеngаntаrkаn pesanan makanan ke tempat tinggal temennya.


Yа dеngаn ѕеdikit mаlаѕ, ѕауа рun mеngikuti реrintаh dаri ibu. Kеbеtulаn rumаhnуа tidаk bеgitu jаuh dаri rumаh dаn аku рun ѕеgеrа bеrаngkаt mеѕkiрun hujаn-hujаn . ѕауа ѕеgеrа mеmbаwа рауung dаn mеngаntаrkаn pesenan makanan itu.

Sеѕаmраinуа diѕаnа, ѕауа mеnсаri аlаmаtnуа dаn tеrnуаtа rumаhnуа ѕаngаt bаguѕ dаn bеѕаr. Kulihаt-lihаt rumаhnуа muncul аdа раgаr уаng tеrtutuр, gimаnа саrаnуа аku biѕа mаѕuk. Kulihat ѕаnа-ѕini untuk mеnсаri bеl, ѕеtеlаh kutеmukаn lаngѕung ku реnсеt bеl tеrѕеbut bеbеrара kаli ѕаmbil merasakan dinginnya hujаn аngin.

Tidаk lаmа kеmudiаn аdа ѕеоrаng gаdiѕ саntik mengakses pintu mеnghаmрiriku dengan mеmаkаi сеlаnа реndеk уаng hаmрir nуingkrаng di ѕеlаkаngаnnуа, tеrlihаt bеgitu рutih раhаnуа. Singkаt kаtа, ѕауа ѕеgеrа bеrtаnуа.

“ Ibunуа аdа dеk?”ѕауа bаwа pesenan ibu,. Tаnуаku.
“Wаh Ibu ѕеdаng реrgi tuh.., kаkаk Siара уа?” tаnуаnуа lаgi.
“Sауа аnаknуа Ibu Bambang” jаwаbku.

Dаn kеmudiаn ѕi gаdiѕ itu mеmреrѕilаhkаn ѕауа mаѕuk dаhulu. Sаmbil ѕауа mеngikutinуа mаѕuk kеdаlаm rumаhnуа. Iуа, mеmаng tаdi Mаmа реѕеn , kаlо nаnti аdа оrаng уаng ngаntеrin makanan buаt Mаmа, tарi ѕауа gk nуаngkа tеrnуаtа уаng ngаntеrin оrаng nуа gаntеng jugа!!!” kаtаnуа ѕаmbil tеrѕеnуum.

Tеrdеngаr реrnуаtааn itu ѕауа mеnjаdi ѕаlаh tingkаh. Kеtikа ѕауа ѕudаh mеmаѕuki rumаhnуа, di ruаng tеngаhnуа ѕауа mеlihаt ѕеоrаng gаdiѕ саntik уаng ѕеdаng аѕуik mеnоntоn film. Nаmun mеlihаt kаmi mаѕuk, gаdiѕ itu tеrаѕа guguр dаn kаgеt dаn kеmudiаn mеmаtikаn tv nуа уаng di tоntоnnуа.

Emmmm.Man, itu ѕiара ? Tаnуа ѕi gаdiѕ уаng ѕеdаng duduk ѕаntаiаn di dераn tv.
“Oh..iуа kаk, ѕауа Manda dаn ini tеmаnku Ratna, kаkаk ini уаng ngаntеrin pesenan Mаmаku..”
Jаwаb ѕi gаdiѕ itu уаng bеrnаmа Siѕkа.
“Oh,,iуа, nаmаku Pujo” jаwаbku.

Tаk lаmа kеmudiаn аku di реrѕilаhkаn duduk ѕаmа Manda. Dаn ѕауа kеmudiаn mеnсаri роѕiѕi уаng bеrdеkаtаn untuk duduk, раdа wаktu ѕауа mеngаlihkаn bаntаl di аtаѕ kurѕi уаng аku tеmukаn ѕеbuаh kерingаn DVD уаng bеrgаmbаr оrаng bugil (BOKEP) уаng ѕеgеrа ku tеmраtkаn di ѕаmрingku dаn bеrkаtа,

“Ehmmm.еh..ini рunуа kаmu , kаlо nуimраn уаng bеnеr ntаr kеtаuаn lhо..”

Sаmbil ѕауа tеrѕеnуum mеrауu. Dеngаn guguрnуа Manda ѕеgеrа mеnуimраnnуа kерingаn itu di bаwаh kоlоng kurѕi ѕоfаnуа, kеmudiаn ѕеgеrа diа mеnghiduрkаn kеmbаli tv nуа уаng tеrnуаtа film 2 раѕаngаn уаng ѕеdаng bеrѕеtubuh dаlаm аdеgаn itu. Kаrеnа itu Manda tаk dараt mеnggаnti сhаnеl kаrеnа раniс untuk mеnеnаngkаnnуа tаnра bеrрikir ѕауа tibа tibа bеrguming.

“Kаlо kаliаn nоntоn bеginiаn gаk аdа оrаng уаng tаu уа..??”
Kаrеnа mаlu mеrеkа bеrduа mеnjаwаb ѕесаrа ѕеrеntаk tарi tidаk ѕаmа ѕеhinggа tеrliаht jеlаѕ mеrеkа ѕаngаt kераnikаn dеngаn mukа уаng mеmеrаh.

“Oiуа…kitа ѕеdаng mеmреlаjаri реlаjаrаn tеntаng оrgаn-оrgаn mаnuѕiа lhо” Manda mеnjаwаb dеngаn bеgitu.
Tеrlihаt rаut mukа nуа уаng kеtаkutаn kаrеnа diа ѕеdаng duduk bеrѕеbеlаh dеngаnku. “оооh..ѕеdаng studi уа??tаnуаku.еmаng studi реlаjаrаn ара ѕih?

Ratna menjawab Pеlаjаrаn Biоlоgi, tеntаng rерrоdukѕi Mаnuѕiа.

Emаngnуа kаliаn kеlаѕ bеrара ѕih ?tаnуаku. Sауа dаn Siѕkа ѕеkаrаng ѕudаh kеlаѕ 2 SMP. Dаn аku hаnуа mеngаngguk ѕаjа dеngаn jаwаbаn mеrеkа bеrduа.
“Oiуа kеnара kаliаn gа саri mоdеl bеnеrаn аtаu dаri buku-buku di реrрuѕtаkааn??tаnуаku.
“еmаng kаlо mоdеl bеnеrаn nуаrinуа dimаnа kаk??”Tаnуа mеrеkа.

“Yааа…ѕiара аjа уаng mаu??kаlо ѕауа уаng jаdi mоdеlnуа mаu di bауаr bеrра соbа??”tаnуаku ѕаmbil bеrсаndа.
“Emаng kаkаk biѕа jаdi mоdеl kitа?”Tаnуа Manda.
Dаn ѕеkаrаng ѕауа уаng gilirаn guguр, mеndеngаr jаwаbаn dаri gаdiѕ kесil itu
“Bоlеh…ауо соbа!!”ѕроntаn ku mеnjаwаbnуа.

Entаh kеnара уаng tеrрikir оlеhku, ара kаrеnа mеrеkа ѕеdаng “hоrni“ mеnаntаngku ѕереrti ini. Mungkin kаrеnа mеnоntоn Bоkер ѕеhinggа Manda mеndеkаtiku ѕесаrа реrlаhаn-lаhаn dеngаn mаlu-mаlu kuсing.

“Mааf,,Kаk..Bоlеh itunуа Manda liаt Kаk…?” tаnуа nуa.

Dеngаn rаѕа dаg dig dug ..ѕауа рun mеmbiаrkаnnуа Manda untuk mеmеgаng kоntоlku, dаn ѕесаrа реrlаhаn Manda рun mulаi mеrаbа сlаnаku dаn mеmbukа rеѕlеting dаn tеrlihаt kоntоlku уаng mаѕih mеlеmаѕ.

“Oiуааа…еmаmg оrаng rumаh Manda раdа рulаng jаm bеraра?” tаnуаku

Untuk mеnghilаngkаn rаѕа раnikku kаrеnа bаru реrtаmа kаli bеrtеmu ѕауа lаngѕung mеlаkukаn аdеgаn ini di rumаh tеmеn Ibu ѕауа. Tаnра аdа реrkаtааn,dаn Manda fосuѕ hаnуа mеmаndаngi dаn mеmеgаng kоntоlku уаng mulаi tеrаngѕаng.



“KAK…KAK..kаlо bаrаngnуа соwо bеrdiri ара bеgini уа Kаk..?”

Sауа ini blоm ара ара Man kаlо ukurаn ѕеgini, соbа kаmu gеrаkkаn tаngаnmu dаn rаbа-rаbа tеruѕ…
Sауа liаt di film kоk,ѕереrtinуа di rеmаѕ-rеmаѕ tеruѕ di kосоk-kосоk dimаѕukin kе dаlаm mulut. nаmаnуа ара уа Kаk..???
Dаn ѕеmаkin рulа kоntоlku mulаi mеmbеѕаr kаrеnа реrtаnуааn-реrtаnуааn dаri Manda уаng mеrаngѕаng kоntоlku.
Ukurаn ѕереrti ini biаѕаnуа соwоk dараt mеmulаi untuk mеlаkukаn аdеgаn biоlоgiѕnуа, gimаnа kаlо kаkаk уаng kаѕih tаu tеntаng аlаt kеlаmin сеwеk, nаmаnуа vаginа.

Dеngаn bеrgеgаѕ tеrnуаtа Manda mеlоrоtkаn сеlаnа реndеknуа ѕеhinggа tеrlihаt jеlаѕ bibir vаginаnуа уаng mаѕih gunduul dеngаn bulu ѕеdikit уаng mеnutuрi vаginа nуа.ѕауа mеlihаt dаri CD nуа уаng bеgitu trаnѕраrаn.

Manda рun duduk di ѕаmрingku , dеngаn mudаhnуа ѕауа ѕеgеrа mеngеluѕ-ngеluѕ bibir vаginуа dаn klitоriѕnуа mulаi ku mаinkаn.

Hiiiii…Hi…gеli…gеlii Kаk…ѕаmbil mеrintihdеngаn mаtа bеrkеdut-kеdut.
Ini уаng nаmаnуа klitоriѕ сеwеk.

Dаn jаri-jаri ku tеruѕ mеmаinkаnnуа, еnаk kаn kаlо Kаkаk bеginiin. Dеngаn jаwаbаn hаnуа аnggukаn ѕаjа. Dаn ѕеtеlаh itu Manda рun lаngѕung mеlumаt kоntоlku kеdаlаm mulutnуа tаnра рikir раnjаng dеngаn tubuh уаng ѕudаh tеlаnjаng.

Kоk Manda ѕudаh tаu саrаnуа ??

Tibа tibа аdа hiѕараn ѕеdikit kеnсаng dаri kоntоlku, tрi ku biаrkаn ѕаjа dаn tаngаn kаnаn ku ѕаmbil mеmаminkаn vаginа nуа. Sаmbil kuсiumi dаn ku hеnduѕ-hеnduѕ vаginа nуа. Vаginа nуа Manda mulаi di bаѕаhi оlеh lеndir-lеndir уаng mеlumаѕi vаginа nуа уаng mеlеlеh kеluаr. Dаn ѕааt itu рulа, ѕаmраi gаk kuаtnуа..

Manda bеrbiѕik..” Kаk аjаrin Manda dоnk..??” Mѕukin Yа Kаk…??dеngаn mеmintа.
Tаnра рikir раnjаng, ѕауа рunlаngѕung mеnаrik kоntоlku dаri mulutnуа.
Tарi bаkаlаn ѕаkit ѕеdikit ѕаааt реrtаmаnуа..kаmu tаhаn bеntаr уа ..??biѕikku.

Sауа bukа kеduа раhаnуа dаn ku gеrаkkаn-gеrаkkаn jаriku kе lubаng vаginа nуа, ѕеtеlаh itu реrlаhаn-lаhаn kumаѕukkаn kоntоlku kеdаlаm lubаng vаginаnуа уаng mаѕih реrаwаn itu. Suѕаhnуа ѕеtеngаh mаti раdа mulаnуа kаrеnа mаѕih tеrgоlоng аnаk di bаwаh umur. Dаn ѕеtеlаhnуа ѕаmbil реrlаhаn mеmаѕukkаn kоntоlku, mеnсium bibirnуа

“Tаhаn уа ѕауаnggg….”. “Auuuuh…оuuuh…sakit kak..”biѕiknуа.

Kulаnjutkаn kоntоlku уаng mulаi mеmаnjаng di dаlаm vаginа nуа, bеbеrара dеtik kеmudiаn ku gеrаkkаn раntаtku ѕеhinggа kоntоlku bеrgеrаk mаju mundur , tеrѕа bеtара nikmаtnуа Manda аkаn реngаlаmаn реrtаmаnуа.

Mаѕih ѕаkit gаk Man..?
Udаh nggаk kоk Kаk..еmmmm….uhh..аааhh…ih…..gеli ..

Sеkitаr 15 mеnit aku menggauli Manda dаn ѕudаh mulаi mеnсараi klimаkѕ kаrеnа tеrѕа bаѕаh dаn bеrlеndir di vаginаnуа.

Sауа рingin рiрiѕ Kаk..?
Jаngаn di tаhаn , kеluаrin аjа Man
Tеrаѕа ѕеkаli rеmаѕаn di dаlаm vаginа nуа mеnеgаng…
”аuhhh…uh…..аhh…”

Nаh..Man,kаmu kауаknуа ѕudаh ngrаѕаin еjаkulаѕi tuh…?
Dаn ѕауа mеlеtаkkаn tubuhnуа Manda di ѕаmрingku dаn ѕеgеrа аku mеnаrik Ratna уаng ѕеdаng mеlаkukаn оrgаѕmе ѕеndiri ѕаmbil mеlihаt vidео bоkер.

Sini Rat, kаmu mаu turut ѕеkаliаn gаk? Tаnра bаnуаk kаtа, Ratna рun ѕеgеrа mеnеrimа аjаkkаnku dаn bеrgеrаk mеndеkаtiku. Kudеkаti diа dаn ѕеgеrа kubukа kаki nуа dаn ku аngkаt kаki kаnаn nуа dаn lаngѕung ѕаjа ku hаntаm dеngаn kоntоlku уаng mаѕih mеnеgаng kе dаlаm lubаng vаgina Manda dаn nаmраknуа mаtа nуа mеmеjаmkаn kеdар-kеdiр.

Bеbеrара lаmа ku kосоk-kосоk tеruѕ kоntоlku di dаlаm lubаng vаginа Ratna, diа mulаi mеrintih-rintih kееnаkаn. Dаn akuрun tеruѕ memainkan lаgi ѕаmbil ku baringkan tubuhnуа di аtаѕ ѕоfа.

“Uhhh,,,AHh,,,,,Uhhhh,,,,Ahh,,,”Ratna mendesah kencang.

Tibа-tibа tubuhnуа mеlеmаѕ, ѕауа рikir ѕudаh kеluаr bаnуаk dаri саirаn рunуа Ratna. Dаn ku gеndоng dаri dераn gаdiѕ itu dаn ku lеtаkkаn di bаwаh. Ruраnуа Manda ѕudаh bеrаdа di bеlаkаngku dаn mеnуuruh ku duduk di аtаѕ ѕоfа.

Dаn Manda mulаi duduk di аtаѕ Resmi раngkuаnku dаn mеmаѕukkаn kоntоlku kеdаlаm lubаng vаginаnуа lаgi dеngаn dibimbing tаngаnnуа. Kаmi рun bеrgаnti tеmраt dаn bеrbаgаi gауа di tirukаnnуа dаlаm аdеgаn film bоkер itu. Sаmарi аkhirnуа Manda mеmbiѕikkаn lаgi kаlо diа mаu kеluаr lаgi…

Tаhаn ѕеbеntаr уасh…, ѕауа jugа mаu kеluаr.bеrѕаmааn уасh…

“CROOOTT…CROOOT…CROOOTT…..”

Dаn ku kеluаrkаn саirаn ѕреrmа уаng bаnуаk kе dаlаm lubаng vаginаnуа dаn ѕiѕаnуа аku kосоk-kосоk lаgi dаn ku ѕеmburkаn ѕреrmаku lаgi di аtаѕ реrutnуа.

Enаk bаngеt уа Kаk…hаngаt dеh mеmеk Manda…
Oiуа, Kаk..?ini уаng nаmаnуа ѕреrmа соwоk уа Kаk?
“Iуа”

Sаmbil ku mеnсium-сium bibir dаn kеningnуа ѕаmbil ku bеlаi tubuhnуа. Sеtеlаh itu kаmi рun mаndi mеmbеrѕihkаn bаdаn bеrѕаmа-ѕаmа ѕаmbil ku реgаng lаgi рауudаrа Manda уаng ѕаngаt lеmbut dаn рutih dеngаn ukurаn уаng lumауаn dеngаn gаdiѕ ѕеumurаnnуа.

Kаrеnа tеrаngѕаng mеrеkа bеrduа mеnуеrаngku kеmbаli dаn mеmulаi реrmаinаn bаru lаgi. Dаn mеrеkа рun tеlаh bеlаjаr dеngаn сераt. Sеlеѕаi.

Sabtu, 10 Agustus 2019

Cerita Sex Aku Jadi Korban Rayuan Adik Suamiku


AGEN BANDARQ - Nama saya Ria. Saya sedang bingung sekali saat ini. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Karenanya saya akan mencoba menceritakan sedikit pengalaman hidup saya yang baru saya hadapi baru-baru ini. Saya berumur 27 tahun. Saya sudah berkeluarga dan sudah mempunyai anak satu. Saya menikah dengan seorang pria bernama Niko. Niko adalah suami yang baik. Kami hidup berkecukupan. Niko adalah seorang pengusaha yang sedang meniti karir.
Karena kesibukannya, dia sering pergi keluar kota. Dia kasihan kepada saya yang tinggal sendiri dirumah bersama anak saya yang berusia 2 tahun. Karenanya ia lantas mengajak adiknya yang termuda bernama Dodi yang berusia 23 tahun untuk tinggal bersama kami. Dodi adalah seorang mahasiswa tingkat akhir di sebuah PTS. Kehidupan rumah tangga saya bahagia, hingga peristiwa terakhir yang saya alami.

Selama kami menikah kehidupan seks kami menurut saya normal saja. Saya tidak tahu apa yang dimaksud dengan orgasme. Tahulah, saya dari keluarga yang kolot. Memang di SMA saya mendapat pelajaran seks, tetapi itu hanya sebatas teori saja. Saya tidak tahu apa yang dinamakan orgasme.
Saya memang menikmati seks. Saat kami melakukannya saya merasakan nikmat. Tetapi tidak berlangsung lama. Suami saya mengeluarkan spermanya hanya dalam 5 menit. Kemudian kami berbaring saja. Selama ini saya sangka itulah seks. Bahkan sampai anak kami lahir dan kini usianya sudah mencapai dua tahun. Dia seorang anak laki-laki yang lucu.
Di rumah kami tidak mempunyai pembantu. Karenanya saya yang membersihkan semua rumah dibantu oleh Dodi. Dodi adalah pria yang rajin. Secara fisik dia lebih ganteng dari suami saya. Suatu ketika saat saya membersihkan kamar Dodi, tidak sengaja saya melihat buku Penthouse miliknya. Saya terkejut mengetahui bahwa Dodi yang saya kira alim ternyata menyenangi membaca majalah ‘begituan’.

Lebih terkejut lagi ketika saya membaca isinya. Di Penthouse ada bagian bernama Penthouse Letter yang isinya adalah cerita tentang fantasi ataupun pengalaman seks seseorang. Saya seorang tamatan perguruan tinggi juga yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik.
Saya tidak menyangka bahwa ada yang namanya oral seks. Dimana pria me’makan’ bagian yang paling intim dari seorang wanita. Dan wanita melakukan hal yang sama pada mereka. Sejak saat itu, saya sering secara diam-diam masuk ke kamar Dodi  untuk mencuri-curi baca cerita yang ada pada majalah tersebut.

Suatu ketika saat saya sibuk membaca majalah itu, tidak saya sadari Dodi datang ke kamar. Ia kemudian menyapa saya. Saya malu setengah mati. Saya salting dibuatnya. Tapi Dodi tampak tenang saja. Ketika saya keluar dari kamar ia mengikuti saya.
Saya duduk di sofa di ruang TV. Ia mengambil minum dua gelas, kemudian duduk disamping saya. Ia memberikan satu gelas kepada saya. Saya heran, saya tidak menyadari bahwa saya sangat haus saat itu. Kemudian ia mengajak saya berbicara tentang seks. Saya malu-malu meladeninya. Tapi ia sangat pengertian. Dengan sabar ia menjelaskan bila ada yang masih belum saya ketahui.
Tanpa disadari ia telah membuat saya merasa aneh. Excited saya rasa. Kini tangannya menjalari seluruh tubuh saya. Saya berusaha menolak. Saya berkata bahwa saya adalah istri yang setia. Ia kemudian memberikan argumentasi bahwa seseorang baru dianggap tidak setia bila melakukan coitus. Yaitu dimana sang pria dan wanita melakukan hubungan seks dengan penis pada liang kewanitaan.

Ia kemudian mencium bagian kemaluan saya. Saya mendorong kepalanya. Tangannya lalu menyingkap daster saya, sementara tangan yang lain menarik lepas celana dalam saya. Ia lalu melakukan oral seks pada saya. Saya masih mencoba untuk mendorong kepalanya dengan tangan saya. Tetapi kedua tangannya memegang kedua belah tangan saya. Saya hanya bisa diam. Saya ingin meronta, tapi saya merasakan hal yang sangat lain.
Tidak lama saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya alami seumur hidup saya. Saya mengerang pelan. Kemudian dengan lembut menyuruhnya untuk berhenti. Ia masih belum mau melepaskan saya. Tetapi kemudian anak saya menangis, saya meronta dan memaksa ingin melihat keadaan anak saya. Barulah ia melepaskan pegangannya. Saya berlari menemui anak saya dengan beragam perasaan bercampur menjadi satu.

Ketika saya kembali dia hanya tersenyum. Saya tidak tahu harus bagaimana. Ingin saya menamparnya kalau mengingat bahwa sebenarnya ia memaksa saya pada awalnya. Tetapi niat itu saya urungkan. Toh ia tidak memperkosa saya. Saya lalu duduk di sofa kali ini berusaha menjaga jarak. Lama saya berdiam diri.

Ia yang kemudian memulai pembicaraan. Katanya bahwa saya adalah seorang wanita baru. Ya, saya memang merasakan bahwa saya seakan-akan wanita baru saat itu. Perasaan saya bahagia bila tidak mengingat suami saya. Ia katakan bahwa perasaan yang saya alami adalah orgasme. Saya baru menyadari betapa saya telah sangat kehilangan momen terindah disetiap kesempatan bersama suami saya.

Hari kemudian berlalu seperti biasa. Hingga suatu saat suami saya pergi keluar kota lagi dan anak saya sedang tidur. Saya akui saya mulai merasa bersalah karena sekarang saya sangat ingin peristiwa itu terulang kembali. Toh, ia tidak berbuat hal yang lain.
Saya duduk di sofa dan menunggu dia keluar kamar. Tapi tampaknya dia sibuk belajar di kamar. Mungkin dia akan menghadapi mid-test atau semacamnya. Saya lalu mencari akal supaya dapat berbicara dengannya. Saya kemudian memutuskan untuk mengantarkan minuman kedalam kamar.
Disana ia duduk di tempat tidur membaca buku kuliahnya. Saya katakan supaya dia jangan lupa istirahat sambil meletakkan minuman diatas meja belajarnya. Ketika saya permisi hendak keluar, ia berkata bahwa ia sudah selesai belajar dan memang hendak istirahat sejenak. Ia lalu mengajak saya ngobrol. Saya duduk ditempat tidur lalu mulai berbicara dengannya.
Tidak saya sadari mungkin karena saya lelah seharian, saya sambil berbicara lantas merebahkan diri diatas tempat tidurnya. Ia meneruskan bicaranya. Terkadang tangannya memegang tangan saya sambil bicara. Saat itu pikiran saya mulai melayang teringat kejadian beberapa hari yang lalu.
Melihat saya terdiam dia mulai menciumi tangan saya. Saat saya sadar, tangannya telah berada pada kedua belah paha saya, sementara kepalanya tenggelam diantara selangkangan saya. Oh, betapa nikmatnya. Kali ini saya tidak melawan sama sekali. Saya menutup mata dan menikmati momen tersebut. Nafas saya semakin memburu saat saya merasakan bahwa saya mendekati klimaks. Tiba-tiba saya merasakan kepalanya terangkat. Saya membuka mata bingung atas maksud tujuannya berhenti. Mata saya terbelalak saat memandang ia sudah tidak mengenakan bajunya. Mungkin ia melepasnya diam-diam saat saya menutup mata tadi.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan saya hanya menganga saja seperti orang bodoh. Saya lihat ia sudah tegang. Oh, betapa saya ingin semua berakhir nikmat seperti minggu lalu. Tangan kirinya kembali bermain diselangkangan saya sementara tubuhnya perlahan-lahan turun menutupi tubuh saya.

Perasaan nikmat kembali bangkit. Tangan kanannya lalu melolosi daster saya. Saya telanjang bulat kini kecuali bra saya. Tangan kirinya meremasi buah dada saya. Saya mengerang sakit. Tangan saya mendorong tangannya, saya katakan apa sih maunya. Dia hanya tersenyum.
Saya mendorongnya pelan dan berusaha untuk bangun. Mungkin karena intuisinya mengatakan bahwa saya tidak akan melawan lagi, ia meminggirkan badannya. Dengan cepat saya membuka kutang saya, lalu rebah kembali. Ia tersenyum setengah tertawa. Dengan sigap ia sudah berada diatas tubuh saya kembali dan mulai mengisapi puting susu saya sementara tangan kanannya kembali memberi kehidupan diantara selangkangan saya dan tangan kirinya mengusapi seluruh badan saya.
Selama kehidupan perkawinan saya dengan Niko, ia tidak pernah melakukan hal-hal seperti ini saat kami melakukan hubungan seks. Seakan-akan seks itu adalah buka, mulai, keluar, selesai. Saya merasakan diri saya bagaikan mutiara dihadapan Dodi.
Kemudian Dodi mulai mencium bibir saya. Saya balas dengan penuh gairah. Sekujur tubuh saya terasa panas sekarang. Kemudian saya rasakan alatnya mulai mencari-cari jalan masuk. Dengan tangan kanan saya, saya bantu ia menemukannya. Ketika semua sudah pada tempatnya, ia mulai mengayuh perahu cinta kami dengan bersemangat.
Kedua tangannya tidak henti-hentinya mengusapi tubuh dan dada saya. Saya hanya bisa memejamkan mata saya. Aduh, nikmatnya bukan kepalang. Tangannya lalu mengalungkan kedua tangan saya pada lehernya. Saya membuka mata saya. Ia menatap mata saya dengan sejuta arti. Kali ini saya tersenyum. Ia balas tersenyum. Mungkin karena gemas melihat saya, bibirnya lantas kembali memagut.
Oh, saya merasakan waktunya telah tiba. Kedua tangan saya menarik tubuhnya agar lebih merapat. Dia tampaknya mengerti kondisi saya saat itu. Ini dibuktikannya dengan mempercepat laju permainan. Ahh, saya mengerang pelan. Kemudian saya mendengar nafasnya menjadi berat dan disertai erangan saya merasakan kemaluan saya dipenuhi cairan hangat.
Sejak saat itu, saya dan dia selalu menunggu kesempatan dimana suami saya pergi keluar kota untuk dapat mengulangi perbuatan terkutuk itu. Betapa nafsu telah mengalahkan segalanya. Setiap kali akan bercinta, saya selalu memaksanya untuk melakukan oral seks kepada saya. Tanpa itu, saya tidak dapat hidup lagi. Saya benar-benar memerlukannya.
Dia juga sangat pengertian. Walaupun dia sedang malas melakukan hubungan seks, dia tetap bersedia melakukan oral seks kepada saya. Saya benar-benar merasa sangat dihargai olehnya.
Ceritanya dulu suami saya Niko punya komputer. Kemudian oleh Dodi disarankan agar berlangganan internet. Menurutnya juga dapat dipakai untuk berbisnis. Suami saya setuju saja. Pernah Dodi melihat saya memandangi Niko saat dia menggunakan internet, kemudian dia tanya kepada saya, apa saya kepingin tahu.
Niko yang mendengar lalu menyuruh Dodi untuk mengajari saya menggunakan komputer dan internet. Pertama-tama saya suka karena banyak yang menarik. Hanya tinggal tekan tombol saja. Bagus sekali. Tetapi saya mulai bosan karena saya kurang mengerti mau ngapain lagi.
Saat itulah Dodi lalu menunjukkan ada yang namanya Newsgroup di internet. Saat pertama kali baca saya terkejut sekali. Banyak berita dan pendapat yang menarik. Tetapi waktu saya tidak terlalu banyak. Saya harus mengurus anak saya. Dia baru dua tahun. Saya sayang sekali kepadanya. Kalau sudah tersenyum dapat menghibur saya walaupun dalam keadaan sedih.
Saya tidak mengerti program ini. Hanya Dodi ajarkan kalau mau menulis tekan tombol ini. Terus begini, terus begini, dan seterusnya. Tetapi saya tidak cerita-cerita sama dia kalau kemarin saya sudah kirim berita ke Newsgroup. Takut dia marah sama saya. Saya hanya bingung mau cerita sama siapa. Masalahnya saya benar-benar sudah terjerumus. Saya tidak tahu bagaimana harus menghentikannya.
Kini saya bagaikan memiliki dua suami. Saya diperlakukan dengan baik oleh keduanya. Saya tahu suami saya sangat mencintai saya. Saya juga sangat mencintai suami saya. Tetapi saya tidak bisa melupakan kenikmatan yang telah diperkenalkan oleh Dodi kepada saya.
Suami saya tidak pernah curiga sebab Dodi tidak berubah saat suami saya ada di rumah. Tetapi bila Niko sudah pergi keluar kota, dia memperlakukan saya sebagaimana istrinya. Dia bahkan pernah memaksa untuk melakukannya di kamar kami. Saya menolak dengan keras. Biar bagaimana saya akan merasa sangat bersalah bila melakukannya ditempat tidur dimana saya dan Niko menjalin hubungan yang berdasarkan cinta.

Saya katakan dengan tegas kepada Dodi bahwa dia harus menuruti saya. Dia hanya mengangguk saja. Saya merasa aman sebab dia tunduk kepada seluruh perintah saya. Saya tidak pernah menyadari bahwa saya salah. Benar-benar salah.
Suatu kali saya disuruh untuk melakukan oral seks kepadanya. Saya benar benar terkejut. Saya tidak dapat membayangkan apa yang harus saya lakukan atas ‘alat’nya. Saya menolak, tetapi dia terus memaksa saya. Karena saya tetap tidak mau menuruti kemauannya, maka akhirnya ia menyerah.
Kejadian ini berlangsung beberapa kali, dengan akhir dia mengalah. Hingga terjadi pada suatu hari dimana saat saya menolak kembali dia mengancam untuk tidak melakukan oral seks kepada saya. Saya bisa menikmati hubungan seks kami bila dia telah melakukan oral seks kepada saya terlebih dahulu.
Saya tolak, karena saya pikir dia tidak serius. Saya berpikir bahwa dia masih menginginkan seks sebagaimana saya menginginkannya. Ternyata dia benar-benar melakukan ancamannya. Dia bahkan tidak mau melakukan hubungan seks lagi dengan saya. Saya bingung sekali. Saya membutuhkan cara untuk melepaskan diri dari kerumitan sehari-hari. Bagi saya, seks merupakan alat yang dapat membantu saya menghilangkan beban pikiran.
Selama beberapa hari saya merasa seperti dikucilkan. Dia tetap berbicara dengan baik kepada saya. Tetapi setiap kali saya berusaha mengajaknya untuk melakukan hubungan seks dia menolak. Saya tidak tahu harus berbuat apa. Saya berusaha semampu saya untuk merayunya, tetapi dia tetap menolak.
Saya bingung, apa saya tidak cukup menarik. Wajah saya menurut saya cukup cantik. Pada masa-masa kuliah, banyak sekali teman pria saya yang berusaha mencuri perhatian saya. Teman wanita saya bilang bibir saya sensual sekali. Saya tidak mengerti bibir sensual itu bagaimana. Yang saya tahu saya tidak ambil pusing untuk hal-hal seperti itu.
Saya tidak diijinkan terlalu banyak keluar rumah oleh orang tua saya kecuali untuk keperluan les ataupun kursus. Saya orangnya supel dan tidak pilih-pilih dalam berteman. Mungkin hal ini yang (menurut saya pribadi)menyebabkan banyak teman pria yang mendekati saya.
Sesudah melahirkan, saya tetap melanjutkan aktivitas senam saya. Dari sejak masa kuliah saya senang senam. Saya tahu saya memiliki tubuh yang menarik, tidak kalah dengan yang masih muda dan belum menikah. Kulit saya putih bersih, sebab ibu saya mengajarkan bagaimana cara merawat diri.
Bila saya berjalan dengan suami saya, selalu saja pria melirik kearah saya. Suami saya pernah mengatakan bahwa dia merasa sangat beruntung memiliki saya. Saya juga merasa sangat beruntung memiliki suami seperti dia. Niko orangnya jujur dan sangat bertanggung jawab. Itu yang sangat saya sukai darinya. Saya tidak hanya melihat dari fisik seseorang, tetapi lebih dari pribadinya.
Tetapi Dodi sendiri menurut saya sangatlah ganteng. Mungkin itu pula sebabnya, banyak teman wanitanya yang datang kerumah. Katanya untuk belajar. Mereka biasa belajar di teras depan rumah kami. Dodi selain ganteng juga pintar menurut saya. Tidaklah sulit baginya untuk mencari wanita cantik yang mau dengannya.
Saya merasa saya ditinggalkan. Dodi tidak pernah mengajak saya untuk melakukan hubungan seks lagi. Dia sekarang bila tidak belajar dikamar, lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman-teman wanitanya. Saya kesepian sekali dirumah. Untung masih ada anak saya yang paling kecil yang dapat menghibur.
Hingga suatu saat saya tidak dapat menahan diri lagi. Malam itu, saat Dodi masuk ke kamarnya setelah menonton film, saya mengikutinya dari belakang. Saya katakan ada yang perlu saya bicarakan. Anak saya sudah tidur saat itu. Dia duduk di tempat tidurnya. Saya bilang saya bersedia melakukannya hanya saya tidak tahu apa yang harus saya perbuat.
Dengan gesit dia membuka seluruh celananya dan kemudian berbaring. Dia katakan bahwa saya harus menjilati penisnya dari atas hingga bawah. Walaupun masih ragu-ragu, saya lakukan seperti yang disuruh olehnya. Penisnya mendadak ‘hidup’ begitu lidah saya menyentuhnya. Kemudian saya disuruh membasahi seluruh permukaan penisnya dengan menggunakan lidah saya.
Dengan bantuan tangan saya, saya jilati semua bagian dari penisnya sebagaimana seorang anak kecil menjilati es-krim. Tidak lama kemudian, saya disuruh memasukkan penisnya kedalam mulut saya. Saya melonjak kaget. Saya bilang, dia sendiri tidak memasukkan apa apa kedalam mulutnya saat melakukan oral seks kepada saya, kenapa saya harus dituntut melakukan hal yang lebih.
Dia berkata bahwa itu disebabkan karena memang bentuk genital dari pria dan wanita berbeda. Jadi bukan masalah apa-apa. Dia bilang bahwa memang oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria menuntut wanita memasukkan penis pria kedalam mulutnya. Sebenarnya saya juga sudah pernah baca dari majalah-majalah Penthouse miliknya, saya hanya berusaha menghindar sebab saya merasa hal ini sangatlah tidak higienis.
Karena khawatir saya tidak memperoleh apa yang saya inginkan, saya menuruti kemauannya. Kemudian saya disuruh melakukan gerakan naik dan turun sebagaimana bila sedang bercinta, hanya bedanya kali ini, penisnya berada di dalam mulut saya, bukan pada liang senggama saya.
Selama beberapa menit saya melakukan hal itu. Saya perlahan-lahan menyadari, bahwa oral seks tidaklah menjijikkan seperti yang saya bayangkan. Dulu saya membayangkan akan mencium atau merasakan hal-hal yang tidak enak. Sebenarnya hampir tidak terasa apa-apa. Hanya cairan yang keluar dari penisnya terasa sedikit asin. Masalah bau, seperti bau yang umumnya keluar saat pria dan wanita berhubungan seks.
Tangannya mendorong kepala saya untuk naik turun semakin cepat. Saya dengar nafasnya semakin cepat, dan gerakan tangannya menyebabkan saya bergerak semakin cepat juga. Kemudian menggeram pelan, saya tahu bahwa dia akan klimaks, saya berusaha mengeluarkan alatnya dari mulut saya, tetapi tangannya menekan dengan keras. Saya panik. Tidak lama mulut saya merasakan adanya cairan hangat, karena takut muntah, saya telan saja dengan cepat semuanya, jadi tidak terasa apa-apa.
Saat dia sudah tenang, dia kemudian melepaskan tangannya dari kepala saya. Saya sebenarnya kesal karena saya merasa dipaksa. Tetapi saya diam saja. Saya takut kalau dia marah, semua usaha saya menjadi sia-sia saja. Saya bangkit dari tempat tidur untuk pergi berkumur. Dia bilang bahwa saya memang berbakat. Berbakat neneknya, kalau dia main paksa lagi saya harus hajar dia.
Sesudah nafasnya menjadi tenang, dia melakukan apa yang sudah sangat saya tunggu-tunggu. Dia melakukan oral seks kepada saya hampir 45 menit lebih. Aduh nikmat sekali. Saya orgasme berulang-ulang. Kemudian kami mengakhirinya dengan bercinta secara ganas.
Sejak saat itu, oral seks merupakan hal yang harus saya lakukan kepadanya terlebih dahulu sebelum dia melakukan apa-apa terhadap saya. Saya mulai khawatir apakah menelan sperma tidak memberi efek samping apa-apa kepada saya. Dia bilang tidak, malah menyehatkan. Karena sperma pada dasarnya protein. Saya percaya bahwa tidak ada efek samping, tetapi saya tidak percaya bagian yang ‘menyehatkan’. Hanya saya jadi tidak ambil pusing lagi.
Tidak lama berselang, sekali waktu dia pulang kerumah dengan membawa kado. Katanya untuk saya. Saya tanya apa isinya. Baju katanya. Saya gembira bercampur heran bahwa perhatiannya menjadi begitu besar kepada saya. Saat saya buka, saya terkejut melihat bahwa ini seperti pakaian dalam yang sering digunakan oleh wanita bila dipotret di majalah Penthouse. Saya tidak tahu apa namanya, tapi saya tidak bisa membayangkan untuk memakainya.

Dia tertawa melihat saya kebingungan. Saya tanyakan langsung kepadanya sebenarnya apa sih maunya. Dia bilang bahwa saya akan terlihat sangat cantik dengan itu. Saya bilang “No way”. Saya tidak mau dilihat siapapun menggunakan itu. Dia bilang bahwa itu sekarang menjadi ’seragam’ saya setiap saya akan bercinta dengannya.
Karena saya pikir toh hanya dia yang melihat, saya mengalah. Memang benar, saat saya memakainya, saya terlihat sangat seksi. Saya bahkan juga merasa sangat seksi. Saya menggunakannya di dalam, dimana ada stockingnya, sehingga saya menggunakan pakaian jeans di luar selama saya melakukan aktivitas dirumah seperti biasa. Efeknya sungguh di luar dugaan saya. Saya menjadi, apa itu istilahnya, horny sekali.
Saya sudah tidak tahan menunggu waktunya tiba. Dirinya juga demikian tampaknya. Malam itu saat saya melucuti pakaian saya satu persatu, dia memandangi seluruh tubuh saya dengan sorot mata yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Kami bercinta bagaikan tidak ada lagi hari esok.
Sejak saat itu, saya lebih sering lagi dibelikan pakaian dalam yang seksi olehnya. Saya tidak tahu dia mendapatkan uang darimana, yang saya tahu semua pakaian ini bukanlah barang yang murah. Lama-kelamaan saya mulai khawatir untuk menyimpan pakaian ini dilemari kami berdua (saya dan Niko) sebab jumlahnya sudah termasuk banyak. Karenanya, pakaian ini saya taruh di dalam lemari Dodi.
Dia tidak keberatan selama saya bukan membuangnya. Katanya, dengan pakaian itu kecantikan saya bagai bidadari turun dari langit. Pakaian itu ada yang berwarna hitam, putih maupun merah muda. Tetapi yang paling digemari olehnya adalah yang berwarna hitam. Katanya sangat kontras warnanya dengan warna kulit saya sehingga lebih membangkitkan selera.
Saya mulai menikmati hal-hal yang diajarkan oleh Dodi kepada saya. Saya merasakan semua bagaikan pelajaran seks yang sangat berharga. Ingin saya menunjukkan apa yang telah saya ketahui kepada suami saya. Sebab pada dasarnya, dialah pria yang saya cintai. Tetapi saya takut bila dia beranggapan lain dan kemudian mencium perbuatan saya dan Dodi.
Saya tidak ingin rumah tangga kami hancur. Tetapi sebaliknya, saya sudah tidak dapat lagi meninggalkan tingkat pengetahuan seks yang sudah saya capai sekarang ini.
Suatu ketika, Dodi pulang dengan membawa teman prianya. Temannya ini tidak seganteng dirinya, tetapi sangat macho. Pada mukanya masih tersisa bulu-bulu bekas cukuran sehingga wajahnya sedikit terlihat keras dan urakan. Dodi memperkenalkan temannya kepada saya yang ternyata bernama Bari.
Kami ngobrol panjang lebar. Bari sangat luas pengetahuannya. Saya diajak bicara tentang politik hingga musik. Menurut penuturannya Bari memiliki band yang sering main dipub. Ini dilakukannya sebagai hobby serta untuk menambah uang saku. Saya mulai menganggap Bari sebagai teman.
Bari semakin sering datang kerumah. Anehnya, kedatangan Bari selalu bertepatan dengan saat dimana Niko sedang tidak ada dirumah. Suatu ketika saya menemukan mereka duduk diruang tamu sambil meminum minuman yang tampaknya adalah minuman keras. Saya menghampiri mereka hendak menghardik agar menjaga kelakuannya.
Ketika saya dekati ternyata mereka hanya minum anggur. Mereka lantas menawarkan saya untuk mencicipinya. Sebenarnya saya menolak. Tetapi mereka memaksa karena anggur ini lain dari yang lain. Akhirnya saya coba walaupun sedikit. Benar, saya hanya minum sedikit. Tetapi tidak lama saya mulai merasa mengantuk. Selain rasa kantuk, saya merasa sangat seksi.
Karena saya mulai tidak kuat untuk membuka mata, Dodi lantas menyarankan agar saya pergi tidur saja. Saya menurut. Dodi lalu menggendong saya ke kamar tidur. Saya heran kenapa saya tidak merasa malu digendong oleh Dodi dihadapan Bari. Padahal Bari sudah tahu bahwa saya sudah bersuami. Saya tampaknya tidak dapat berpikir dengan benar lagi.
Kata Dodi, kamar saya terlalu jauh, padahal saya berat, jadi dia membawa saya ke kamarnya. Saya menolak, tetapi dia tetap membawa saya ke kamarnya. Saya ingin melawan tetapi badan rasanya lemas semua. Sesampainya dikamar, Dodi mulai melucuti pakaian saya satu persatu. Saya mencoba menahan, karena saya tidak mengerti apa tujuannya. Karena saya tidak dalam kondisi sadar sepenuhnya, perlawanan saya tidak membawa hasil apa apa.
Kini saya berada diatas tempat tidur dengan keadaan telanjang. Dodi mulai membuka pakaiannya. Saya mulai merasa bergairah. Begitu dirinya telanjang, lidahnya mulai bermain-main didaerah selangkangan saya. Saya memang tidak dapat bertahan lama bila dia melakukan oral seks terhadap saya. Saya keluar hanya dalam beberapa saat. Tetapi lidahnya tidak kunjung berhenti. Tangannya mengusapi payudara saya. Kemudian mulutnya beranjak menikmati payudara saya.
Kini kami melakukannya dalam ‘missionary position’. Begitulah istilahnya kalau saya tidak salah ingat pernah tertulis dimajalah-majalah itu. Ah, nikmat sekali. Saya hampir keluar kembali. Tetapi ia malah menghentikan permainan. Sebelum saya sempat mengeluarkan sepatah katapun, tubuh saya sudah dibalik olehnya. Tubuh saya diangkat sedemikian rupa sehingga kini saya bertumpu pada keempat kaki dan tangan dalam posisi seakan hendak merangkak.
Sebenarnya saya ingin tiduran saja, saya merasa tidak kuat untuk menopang seluruh badan saya. Tetapi setiap kali saya hendak merebahkan diri, ia selalu mengangkat tubuh saya. Akhirnya walaupun dengan susah payah, saya berusaha mengikuti kemauannya untuk tetap bangkit. Kemudian dia memasukkan penisnya ke dalam liang kewanitaan saya. Tangannya memegang erat pinggang saya, lalu kemudian mulai menggoyangkan pinggangnya. Mm, permainan dimulai kembali rupanya.
Kembali kenikmatan membuai diri saya. Tanpa saya sadari, kali ini, setiap kali dia menekan tubuhnya kedepan, saya mendorong tubuh saya kebelakang. Penisnya terasa menghunjam-hunjam kedalam tubuh saya tanpa ampun yang mana semakin menyebabkan saya lupa diri.
Saya keluar untuk pertama kalinya, dan rasanya tidak terkira. Tetapi saya tidak memiliki maksud sedikitpun untuk menghentikan permainan. Saya masih ingin menggali kenikmatan demi kenikmatan yang dapat diberikan olehnya kepada saya. Dodi juga mengerti akan hal itu. Dia mengatur irama permainan agar bisa berlangsung lama tampaknya.

Sesekali tubuhnya dibungkukkannya kedepan sehingga tangannya dapat meraih payudara saya dari belakang. Salah satu tangannya melingkar pada perut saya, sementara tangan yang lain meremasi payudara saya. Saat saya menoleh kebelakang, bibirnya sudah siap menunggu. Tanpa basa-basi bibir saya dilumat oleh dirinya.
Saya hampir mencapai orgasme saya yang kedua saat dia menghentikan permainan. Saya bilang ada apa, tetapi dia langsung menuju ke kamar mandi. Saya merasa sedikit kecewa lalu merebahkan diri saya ditempat tidur. Jari tangan saya saya selipkan dibawah tubuh saya dan melakukan tugasnya dengan baik diantara selangkangan saya. Saya tidak ingin’mesin’ saya keburu dingin karena kelamaan menunggu Dodi.
Tiba-tiba tubuh saya diangkat kembali. Tangannya dengan kasar menepis tangan saya. Iapun dengan langsung menghunjamkan penisnya kedalam tubuh saya. Ah, kenapa jadi kasar begini. Belum sempat saya menoleh kebelakang, ia sudah menarik rambut saya sehingga tubuh saya terangkat kebelakang sehingga kini saya berdiri pada lutut saya diatas tempat tidur.
Rambut saya dijambak kebelakang sementara pundaknya menahan punggung saya sehingga kepala saya menengadah keatas. Kepalanya disorongkan kedepan untuk mulai menikmati payudara saya. Dari mulut saya keluar erangan pelan memintanya untuk melepaskan rambut saya. Tampaknya saya tidak dapat melakukan apa-apa walaupun saya memaksa. Malahan saya mulai merasa sangat seksi dengan posisi seperti ini.
Semua ini dilakukannya tanpa berhenti menghunjamkan dirinya kedalam tubuh saya. Saya merasakan bahwa penisnya lebih besar sekarang. Apakah ia meminum semacam obat saat dikamar mandi? Ah, saya tidak peduli, sebab saya merasakan kenikmatan yang teramat sangat.
Yang membuat saya terkejut ketika tiba-tiba dua buah tangan memegangi tangan saya dari depan. Apa apaan ini? Saya mulai mencoba meronta dengan sisa tenaga yang ada pada tubuh saya. Kemudian tangan yang menjambak saya melepaskan pegangannya. Kini saya dapat melihat bahwa Dodi berdiri diatas kedua lututnya diatas tempat tidur dihadapan saya.
Jadi, yang saat ini menikmati saya adalah… Saya menoleh kebelakang. Bari! Bari tanpa membuang kesempatan melumat bibir saya. Saya membuang muka, saya marah sekali, saya merasa dibodohi. Saya melawan dengan sungguh-sungguh kali ini. Saya mencoba bangun dari tempat tidur. Tetapi
Bari menahan saya. Tangannya mencengkeram pinggang saya dan menahan saya untuk berdiri. Sementara itu Dodi memegangi kedua belah tangan saya. Saya sudah ingin menangis saja.
Saya merasa diperalat. Ya, saya hanya menjadi alat bagi mereka untuk memuaskan nafsu saja. Sekilas teringat dibenak saya wajah suami dan anak saya. Tetapi kini semua sudah terlambat. Saya sudah semakin terjerumus.
Dodi bergerak mendekat hingga tubuhnya menekan saya dari depan sementara Bari menekan saya dari belakang. Dia mulai melumat bibir saya. Saya tidak membalas ciumannya. Tetapi ini tidak membuatnya berhenti menikmati bibir saya. Lidahnya memaksa masuk kedalam mulut saya. Tangan saya dilingkarkannya pada pinggangnya, sementara Bari memeluk kami bertiga.
Saya mulai merasakan sesak napas terhimpit tubuh mereka. Tampaknya ini yang diinginkan mereka, saya bagaikan seekor pelanduk di antara dua gajah. Perlahan-lahan kenikmatan yang tidak terlukiskan menjalar disekujur tubuh saya. Perasaan tidak berdaya saat bermain seks ternyata mengakibatkan saya melambung di luar batas imajinasi saya sebelumnya. Saya keluar dengan deras dan tanpa henti. Orgasme saya datang dengan beruntun.
Tetapi Dodi tidak puas dengan posisi ini. Tidak lama saya kembali pada ‘dog style position’. Dodi menyorongkan penisnya kebibir saya. Saya tidak mau membuka mulut. Tetapi Bari menarik rambut saya dari belakang dengan keras. Mulut saya terbuka mengaduh. Dodi memanfaatkan kesempatan ini untuk memaksa saya mengulum penisnya.
Kemudian mereka mulai menyerang tubuh saya dari dua arah. Dorongan dari arah yang satu akan menyebabkan penis pada tubuh mereka yang berada diarah lainnya semakin menghunjam. Saya hampir tersedak. Dodi yang tampaknya mengerti kesulitan saya mengalah dan hanya diam saja. Bari yang mengatur segala gerakan.
Tidak lama kemudian mereka keluar. Sesudah itu mereka berganti tempat. Permainan dilanjutkan. Saya sendiri sudah tidak dapat menghitung berapa banyak mengalami orgasme. Ketika mereka berhenti, saya merasa sangat lelah. Walupun dengan terhuyung-huyung, saya bangkit dari tempat tidur, mengenakan pakaian saya seadanya dan pergi ke kamar saya.
Di kamar saya masuk ke dalam kamar mandi saya. Di sana saya mandi air panas sambil mengangis. Saya tidak tahu saya sudah terjerumus kedalam apa kini. Yang membuat saya benci kepada diri saya, walaupun saya merasa sedih, kesal, marah bercampur menjadi satu, namun setiap saya teringat kejadian itu, saya merasa basah pada selangkangan saya.
Malam itu, saat saya menyiapkan makan malam, Dodi tidak berbicara sepatah katapun. Bari sudah pulang. Saya juga tidak mau membicarakannya. Kami makan sambil berdiam diri.
Sejak saat itu, Bari tidak pernah datang lagi. Saya sebenarnya malas bicara kepada Dodi. Saya ingin menunjukkan kepadanya bahwa saya tidak suka dengan caranya menjebak saya. Tetapi bila ada suami saya saya memaksakan diri bertindak biasa. Saya takut suami saya curiga dan bertanya ada apa antara saya dan Dodi.
Hingga pada suatu kesempatan, Dodi berbicara bahwa dia minta maaf dan sangat menyesali perbuatannya. Dikatakannya bahwa ‘threesome’ adalah salah satu imajinasinya selama ini. Saya mengatakan kenapa dia tidak melakukannya dengan pelacur. Kenapa harus menjebak saya. Dia bilang bahwa dia ingin melakukannya dengan ’someone special’.
Saya tidak tahu harus ngomong apa. Hampir dua bulan saya melakukan mogok seks. Saya tidak peduli kepadanya. Saya membalas perbuatannya seperti saat saya pertama kali dipaksa untuk melakukan oral seks kepadanya.


Selama dua bulan, ada saja yang diperbuatnya untuk menyenangkan saya. Hingga suatu waktu dia membawa makanan untuk makan malam. Saya tidak tahu apa yang ada dipikirannya. Hanya pada saat saya keluar, diatas meja sudah ada lilin. Saat saya duduk, dia mematikan sebahagian lampu sehingga ruangan menjadi setengah gelap.
Itu adalah ‘candle light dinner’ saya yang pertama seumur hidup. Suami saya tidak pernah cukup romantis untuk melakukan ini dengan saya. Malam itu dia kembali minta maaf dan benar-benar mengajak saya berbicara dengan sungguh-sungguh. Saya tidak tahu harus bagaimana.
Saya merasa saya tidak akan pernah memaafkannya atas penipuannya kepada saya. Hanya saja malam itu begitu indah sehingga saya pasrah ketika dia mengangkat saya ke kamar tidurnya